Tata Cara Mandi Wajib

Tulisan ini memang pas wat kita ( Anak-anak Muda ), Kenapa?. secara, kitakan dah pada mimpi Basah (kalau cowo) Haid (Khusus cewe) gitu, ya ga sih?. nah ini artinya kita udah balig. Pertanyaanya,Sudahkah kita belajar tatacara mandi wajib?. hemh, bukan bermaksud untuk menggurui atau apalah namanya. tapi ini hanya sekedar berbagi Copas dari tulisan ustad. Baiklah ga perlu bertele-tele, kita simak tulisan berikut:


Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari ‘Aisyah dan Maimunah radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika beliau mandi karena junub, beliau memulai dengan mencuci tangannya.

Kemudian beliau menyiram air pada tangan kanannya, lalu beliau bersihkan kemaluannya dan bagian lain yang kotor dengan tangan kirinya.
Setelah itu beliau berwudhu sebagaimana wudhu yang dilakukan saat hendak shalat.
Kemudian beliau memasukkan jari-jari tangannya ke air, lalu beliau menyela-nyela pangkal rambutnya.
Setelah itu beliau menyiram kepalanya sebanyak tiga cidukan (ukuran satu telapak tangan penuh).
Lalu beliau menyiram air pada anggota badan lainnya.
Terakir beliau mencuci kedua kakinya.
Ketika beliau mandi , beliau menggunakan air sekitar satu sho’ (4 mud). [1 mud = ukuran dua telapak tangan penuh]
Termasuk petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wajibnya membaca basmalah (ucapan ‘bismillah’) dan berniat saat wudhu. Hal ini termasuk bagian dari mandi. (HR. Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud mandi adalah menyiram air ke seluruh anggota tubuh. (HR. Bukhari dan Muslim)

Perlu juga kita ketahui, kapankah kita Wajib untuk mandi. Berikut keadaan yang mengharuskan kita mandi wajib:

Pertama: Keluar mani dalam keadaan tidur atau dalam keadaan terbangun. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya air (mandi wajib) itu disebabkan karena keluar air mani.” (HR. Muslim).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga ditanya mengenai wanita apakah mesti mandi ketika mimpi basah? “Iya, jika wanita itu melihat air (mani)”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Muttafaqun ‘alaih)
Jika terlihat air mani, namun tadi tidak merasa mimpi basah, maka tetap mandi wajib. Namun jika seseorang mimpi dan tidak menemukan adanya air mani, maka tidak perlu mandi wajib. (HR. Abu Daud dan selainnya)
Kedua: Berjima’ (berhubungan intim antara suami istri) meskipun tidak keluar mani. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika seseorang berjima’ dengan istrinya dan dalam keadaan bersungguh-sungguh, maka wajib baginya mandi.” (HR. Muslim)
Ketiga: Berhentinya darah haih. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika datang haidh, maka tinggalkanlah shalat. Namun jika selesai haidh, segeralah mandi wajib dan shalatlah.” (Muttafaqun ‘alaih). Wanita yang mengalami nifas sebagaimana wanita haidh, artinya selesai masa nifas diwajibkan untuk mandi, baru boleh menunaikan shalat.
Moga sajian singkat ini bermanfaat bagi remaja sekalian. Kita masih lanjutkan dengan kajian mandi-mandi yang disunnahkan.
Semoga Allah senantiasa memberikan pada kita ilmu yang bermanfaat.

Sumber: Muhadzdzab Zaadul Ma’ad (Ibnul Qayyim), hal. 28

Riyadh-KSA, 1 Rajab 1432 H (02/06/2011)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
www.remajaislam.com
'dengan sedikit tambahan'
www.rynoedin.blogspot.com

Posting Komentar untuk "Tata Cara Mandi Wajib"