Cara Shalat di Planet Lain?

Ada diskusi di masa silam yang seharusnya bisa dijadikan ibrah. Ada seorang ulama yang bernama Syabatun, nama aslinya Ziyad bin ‘Abdurrahman, seorang fakih dan menjadi mufti Andalus. ‘Abdul Malik bin Habib berkata, “Kami berada di sisi Ziyad (Syabatun). Kala itu ada surat dari sebagian raja. Surat tersebut berisi tulisan dan memiliki cap. Syabatun berkata pada kami bahwa isi surat bertanya tentang dua piringan neraca timbangan (pada hari kiamat), apakah terbuat dari emas ataukah perak. Syabatun lantas menulis hadits,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). (Siyar A’lam An-Nubala, 9: 312)

================================================================

Sebelum melanjutkan membaca artikel ini,

Ada Kabar baik untuk anda

Saya baru saja menulis 10 Artikel yang bagus dan memotivasi , berikut 10 artikel terbaru saya :


Ingin dapat update terbaru dari saya silahkan SMS/WA dengan format #Langganan Artikel Rynoedin kirim ke 0896 3873 0629


========================================


Kata para ulama pula bertanya pada sesuatu yang belum terjadi termasuk bagian dari banyak bertanya yang tidak manfaat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
دَعُونِى مَا تَرَكْتُكُمْ ، إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلاَفِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ ، فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَىْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ ، وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Biarkanlah apa yang aku tinggalkan bagi kalian. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah binasa karena banyak bertanya dan menyelisihi nabi mereka. Jika aku melarang dari sesuatu, maka jauhilah. Dan jika aku memerintahkan pada sesuatu, maka lakukanlah semampu kalian.” (HR. Bukhari no. 7288 dan Muslim no. 1337).




Di antara makna banyak bertanya adalah bertanya suatu masalah pada hal yang belum terjadi. Dulu para ulama tidak menyukai hal ini dan mereka menganggap hal itu termasuk menyusah-nyusahkan diri. (Al-Mufhim li Maa Asykala min Talkhis Kitab Muslim, 5: 164, dinukil dari Kunuz Riyadh Ash-Shalihin, 21: 132)
Sebagian salaf berkata,
دَعْنَا عَنْ هَذَا حَتَّى يَقَعَ وَسَلْ عَمَّا وَقَعَ

“Tak usah bertanya pada kami sampai hal itu terjadi. Bertanya lagi nantinya kalau sudah terjadi.” (Ma’alim fi Thoriq Thalab Al-‘Ilmi, hlm. 63)
Umar bin Khattab pernah keluar di tengah-tengah manusia kemudian berkata,
أُحَرِّجُ عَلَيْكُمْ أَنْ تَسْأَلُوْنَا عَنْ مَا لَمْ يَكُنْ ، فَإِنَّ لَنَا فِيْمَا كَانَ شُغْلاً
“Aku melarang kalian dari bertanya pada sesuatu yang belum terjadi karena sebenarnya kita punya kesibukan yang begitu banyak.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 245)
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
لاَ تَسْأَلُوْا عَمَّا لَمْ يَكُنْ ، فَإِنِّي سَمِعْتُ عُمَرَ لَعَنَ السَّائِلَ عَمَّا لَمْ يَكُنْ
“Janganlah bertanya tentang apa yang belum terjadi. Sungguh dahulu aku pernah mendengar Umar melaknat yang bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 245)
Zaid bin Tsabit pernah ditanya tentang suatu masalah, ia balik bertanya, “Apa yang ditanyakan itu sudah pernah terjadi?” Jawab yang bertanya, “Tidak.” Zaid menjawab,
دَعُوْهُ حَتَّى يَكُوْن
“Tinggalkan bertanya seperti itu sampai hal itu terjadi.”(Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 245)
Jadi, kalau ada yang bertanya, “Bagaimana cara shalat di planet lain?” Jawabnya, suruh dia benar berada di planet. Kalau benar sudah berada di sana, kirim SMS pada kami, baru kami akan beritahu jawabannya.
Wallahu waliyyut taufiq.
Selesai disusun di Darush Sholihin Panggang Gunungkidul, ba’da Ashar, 28 Dzulhijjah 1436 H
Artikel Rumaysho.Com




Posting Komentar untuk "Cara Shalat di Planet Lain?"