Indahnya Cinta dalam Naungan Manhaj Salaf



      Alhamdulillah, semoga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad Shalallahu alaihi wa Salam. Dengan mengharapkan ridha dari Allah ijinkanlah saya untuk sedikit berbagi tentang jeritan hati sang lelaki yang mungkin dianggap sejati.

     Cinta ,bicara tentang cinta itu sulit kawan, namun sangat mudah untuk orang yang dimudahkan oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala (Bersyukurlah). Cinta kadang membawa suka, namun tak sedikit juga cinta yang berakhir dengan derita. Cinta itu butuh lebel Halal dari KAU (seperti label-label halal dari produk makanan/minuman). Dan seorang laki-laki harus berjuang keras untuk mendapatkan label halal tersebut, dan seharusnya wanitanya pun memudahkannya tidak mempersulitnya, sebagai bentuk tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa. Bukannya wanita yang berkah itu adalah wanita yang mudah untuk dinikahi?(Carilah haditsnya!)

  Nikah lagi, nikah lagi?...Usia berapa si yan, gmn urusan ekonominya?..blaa…blaa..blaaaa…!, itulah celotehan orang-orang yang terlalu realistis , apakah kita akan menyampingkan rasa Tawaqal kita kepada Allah, lalu dimana anjuran-anjuran dari para Ulama yang menasihati untuk segera menikah?, apakah hanya menjadi penghias bacaan dan pendengaran?

         Bagi kita yang sudah “Ngaji” dan masih bujang motivasi nikah pastilah muncul, secara ini anjuran agama gan, sebagai bentuk pencegahan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ustadz selalu mengajarkan untuk menikah dahulu urusan rizki insyaAllah akan selalu dipenuhi (ini benar, dan saya yakin tidak salah), Tapi akhwatnya tadz, kadang buat kami putus harapan untuk memberanikan mempraktikan apa yang telah kami yakini seyakin-yakinnya. Nyatanya (yang baru saya liat) mereka lebih memilih calon yang punya jaminan perekonomian nyata, walaupun kadang manhajnya belum jelas. Padahal alangkah baiknya bila kita sesama orang-orang yang menisbatkan diri kepada manhaj salaf untuk mempekuat dan memperkokoh barisan kita di masyarakat, yah mungkin salah satunya saling menikahkan diantara mereka yang sudah sama-sama ngaji, bukankah diantara para sahabat pun mereka menikahkan bujang-bujang dan gadis-gadis diantara mereka?

Al hasil, penulis memohon ampun kepada Allah dalam urusan cinta, dan tidaklah kita bercinta melainkan untuk memperkokoh kecintaan kita kepada Robb yang memiliki cinta itu. Dan mohon doannya kepada para pembaca yang budiman dan beriman, agar penulis dimudahkan dalam urusan percintaan yang halal dan toyyib (Biar cepet dapet bini yang sholehah gituu..hehe).

Rynoedin, Tengah Malem di Kampung Siluman (Auuuu…)

1 komentar untuk "Indahnya Cinta dalam Naungan Manhaj Salaf"

Comment Author Avatar
Masyalloh nikah sebuah syariat mulia dan separuh dari agama :D